Rabu, 14 Desember 2016

Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Keping-keping Sains (Bag.3)

Title: Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Keping-keping Sains (Bag.3)
Published: Sun, 14 Aug 2016 00:36:00 +1300
Categories: Artikel Bebas, Berita, Ilmu & Teknologi, Semuannya,
Content:

Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Keping-keping Sains (Bag.3)

Ini adalah artikel lanjutan | Baca tulisan sebelumnya
Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Pembantaian Sains dan Logika (Bag.2)
KIBLAT.NET – Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, teori Flat Earth kembali diperbincangkan oleh publik Indonesia (termasuk aktivis Islamnya) melalui forum-forum di dunia maya. Bahkan, video-video konspirasi bumi datar yang diunggah di Youtube jadi pembicaraan hangat di media sosial.
Tak tanggung-tanggung, pendukung teori Flat Earth menyuguhkan 10 argumen yang kesannya ilmiah untuk meyakinkan orang bahwa bumi tidak berbentuk bulat. Alih-alih menyajikan eksperimen ilmiah, serial video tersebut malah kebanyakan menyuplik sumber dari google dan potongan adegan film yang mendukung teori konspirasi.
Untuk mendudukkan masalah ini, Kiblat.net akan menyajikan bantahan ilmiah terhadap teori Flat Earth yang ditulis oleh Muhammad Mahfuzh Huda, yang sedang menempuh gelar Master di bidang studi Simulasi Molekular (Kimia) di Okayama University, Jepang. Tulisan ini diambil dari blog pribadi yang dikelolanya di alamat mystupidtheory.com dengan seizin dan sepengetahuan yang bersangkutan. Selamat membaca!!

Serius deh.. Tulisan kali ini penting banget, tentang Keping-Keping Sains dalam Flat Earth Theory. Artikel ini bahkan bisa dibilang menjadi salah satu tujuanku dalam menuliskan seri Teori Bumi datar ini. Buat yang baru saja baca, sebaiknya membaca dulu dari part 1 dan part 2. Oke, aku akan mulai dengan kutipan yang sangat bijak dan awesome dalam video konspirasi Flat Earth.
“Jangan sekali-kali meremehkan para astronom kuno. Karena merekalah kapal laut bisa menyebrangi benua tanpa kompas. Hanya dengan melihat rasi bintang. Jika anda melihat situs resmi NASA, perhitungan astronom kuno masih digunakan sampai sekarang.”
Buatku pernyataan di atas ini seperti kata-kata mutiara. Bener banget lah pokoknya, tapi dengan catatan kalian percaya kepada NASA dan para astronom masa lampau. Sudah nonton video 4? Ketika pembuat video dengan jelas mengatakan kalau Aristarchus, seorang ilmuwan Yunani kuno melakukan kesalahan asumsi untuk perhitungan jarak bumi-bulan. Artinya apa? Pembuat video sendiri meremehkan astronom kuno.
Kemudian pernyataan bahwa NASA masih menggunakan perhitungan astronom kuno. Pernyataan ini sangat benar dan tepat. Permasalahannya, kenapa masih mengacu kepada NASA kalau kalian menganggap NASA itu bohong belaka? Yah jangan pakai acuan NASA donk, kalau memang merasa NASA itu nggak kredibel.
Tapi yah sudah lah, anggap saja angin lalu.. Kita langsung lanjut ke inti saja, pembahasan video 3 dari Flat Earth 101:
Tentang USGS (United States Geological Survey)
USGS ialah lembaga milik Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang survei geologis. Pernyataan pembuat video ialah USGS merupakan lembaga paling kredibel di bidang survey geologi.
Pertanyaan saya yang paling pertama ialah, Apa bedanya USGS dengan NASA? Kenapa USGS kredibel tetapi NASA nggak kredibel? Keduanya dari Amerika, keduanya berisi ilmuwan, keduanya menggunakan satelit!
Aku udah yakin banget kalau USGS pasti menggunakan satelit, karena di pelajaran geografi SMA kita pasti diajarin tentang penginderaan jauh, dan itu ialah tentang penggunaan satelit. USGS mutlak menggunakan data satelit untuk 2.700 artikel lebih dan lebih dari 1.600 publikasi ilmiah. Masih mau mengacu pada USGS? Silahkan cek sendiri ->https://www.usgs.gov/science/science-explorer?lq=satellite
Azimuthal Equidistance
Azimuthal Equidistance merupakan teknik proyeksi matematis dari globe pada sebuah bidang datar. Disebutkan dalam situs resmi USGS bahwasanya teknik ini digunakan dalam membuat Atlas Nasional Amerika.
Jujur aku nggak begitu mengerti tentang teknik Azimuthal Equidistance ini, aku baru mendengarnya dari video ini. Tapi yang pasti, setelah aku cek di USGS, ternyata Azimuthal Equidistance ini bukanlah satu-satunya teknik yang digunakan dalam membuat Atlas Nasional Amerika. Ada juga teknik lainnya yang disebut dengan Ortographic. Selain dua ini ada beberapa teknik lainnya yang digunakan oleh para geolog dalam membuat peta, kalian bisa cek selengkap-lengkapnya disini: http://egsc.usgs.gov/isb//pubs/MapProjections/projections.html
Sedangkan penggunaan proyeksi Azimuthal Equidistance dengan kutub utara sebagai pusatnya ini pada logo PBB nggak ada hubungannya dengan apa yang sedang kita bahas. Digunakan atau tidak sebagai logo ini tidak ada kaitannya dengan bumi datar ataupun bulat. Pun tidak ada hubungannya dengan adanya peta bumi yang datar di tembok ruangan presiden amerika, petanya bentuk trapesium sekalipun. Yah terserah dia kalau dia memang merasa perlu menyuplik gambar itu dalam video konspirasinya. Seperti penggunaan lambang matahari pada bendera Jepang, siapa yang mau bilang kalau matahari itu merah dan datar?
Oke.. Untuk Azimuthal Equidistance ini nanti kita bahas lagi di pembahasan berikutnya masalah rute pesawat, dan lainnya. Aku akan beritahukan kalau ada yang salah dalam mempersepsikan Azimuthal Equidistance dan peta bumi datar itu :)
Galileo Galilei
Galileo Galilei memang tidak membuktikan secara mutlak bahwa bumi mengelilingi Matahari, tetapi dia membuktikan bahwa Bumi bukanlah pusat tata surya. Teori yang berkembang di kalangan gereja pada masa itu ialah geosentrik, dimana bumi merupakan pusat tata surya dan planet-planet mengelilingi bumi.
Bulan-Bulan Jupiter
Dengan menggunakan teleskop buatannya, Galileo menemukan 4 satelit (bulan) dari Jupiter. Dalam pengamatannya ini dia menyimpulkan bahwa ada benda-langit/planet yang tidak mengelilingi bumi (yaitu 4 bulan Jupiter). Hasil dari pengamatannya itu membuat Galileo sepakat pada teori Heliosentris, bahwasanya bumi bukanlah pusat tata surya, yang menjadi pusat tata surya ialah matahari.
Galileo mempublikasikan hasil pengamatannya pada bukunya Sidereus Nuncius yang dianggap menentang dogma gereja pada masa itu. Galileo diminta untuk mengatakan bahwa dia melakukan kesalahan dan meminta maaf, tetapi dia tidak mau. Dia mengatakan bahwa bibel adalah buku panduan untuk jiwa dan kedamaian, tidak untuk sains. Hal ini menyebabkan dia dijadikan tahanan rumah oleh pihak gereja.
Di akhir hidupnya Galileo berusaha menemukan penyebab dari adanya pasang surut air laut. Ia mengira bahwa pasang surut air laut ini ada hubungannya dengan gerakan bumi dalam mengelilingi matahari (yang mendukung heliosentris). Tetapi ini tetap tidak dapat menjelaskan mengapa ada pasang dan surut, mengapa ada dua arus?
Johannes Kepler memberikan pendapatnya bahwa pasang surut air laut ini dipengaruhi oleh bulan. Galileo tidak mengambil pendapat Kepler karena sama sekali tidak ada bukti ilmiah atas argumen tersebut. Permasalahan pasang surut air laut ini nantinya akan diselesaikan oleh Newton dengan Universal Law of Gravity-nya (Hukum Gravitasi).
Nah dari sikapnya yang menolak untuk mengikuti keinginan gereja dan menolak pendapat-pendapat yang tidak ada buktinya sama sekali itulah yang membuat Galileo mendapat pengakuan dunia sains. Dia tetap bertahan pada metode yang saintifik dan logis walaupun seluruh masyarakat mengecamnya pada saat itu. Dikatakan bahwa, “Galileo is the one that showing the right path of science.”
Gravitasi -Sir Isac Newton (1642-1726)
Ini adalah bagian yang membuat aku merasa perlu sekali untuk membahas teori flat earth. Karena teori ini mengatakan “mitos gravitasi”, tanpa konsep gravitasi 80% fakta-fakta yang ada di dunia tak akan bisa dijelaskan. Yang menurutku gawat ialah kalau ada anak SMP yang menonton video teori flat earth ini dan menyimpulkan bahwa Hukum Gravitasi Newton itu bohong, dan dia tidak mau mempelajarinya. Jelas-jelas kesempatannya untuk masuk dalam dunia sains (khusunya fisika, matematika dan kimia) akan hilang sepenuhnya.
Baiklah.. Pertama, seperti cerita-cerita yang sudah sangat terkenal, bahwasanya Sir Isaac Newton terpikir untuk merumuskan gravitasi ketika duduk di bawah pohon apel dan kejatuhan buahnya. Newton sendiri merumuskan hukum gravitasi universal yang isinya: “Benda-benda di alam semesta saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil dari massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak antara mereka.”
Newton Law Of Gravity
Menonton video 3 ini, kita di arahkan bahwa gravitasi itu hanya dimiliki oleh bumi dan matahari saja. Hanya benda-benda besar saja. Padahal, gravitasi ini bekerja juga pada benda-benda kecil. Seorang fisikawan eksperimentalis, Henry Cavendish menunjukkan hal ini dalam menghitung konstanta gravitasi (G). Berikut ini rancangan eksperimennya:
Cavendish_Experiment
Cavendish_Experiment
Jika ingin melihat animasinya silahkan klik di sini
Tidak banyak orang yang tahu tentang Cavendish dan eksperimennya ini. Sederhananya dari eksperimen ini ialah, empat bola logam yang digantung, 2 bola besar dan 2 bola kecil, kemudian dua bola besar diayunkan di dekat bola kecil. Apa yang terjadi? Bola kecil mengalami pergeseran, artinya bola kecil tertarik oleh bola besar. Sudut pergeseran dari bola ini digunakan untuk menghitung besarnya konstanta gravitasi (G). Konstanta gravitasi ini dapat digunakan dalam perhitungan massa bumi.
Hukum gravitasi ini bisa menjelaskan dengan baik sebuah pertanyaan besar yang pernah disampaikan oleh Galileo “Kenapa ada pasang surut air laut?” Adanya gravitasi bulan yang menarik air laut di permukaan bumi adalah alasan menyebabkan pasang surut air laut. Inilah kenapa konsep gravitasi diterima oleh seluruh saintis di dunia.
Banyak sekali Flat Earther yang menyatakan bahwa gravitasi itu tidak ada, tetapi rumus yang dikemukakan Newton itu benar. Ini pembodohan kelas teri, karena sebenarnya mereka nggak akan bisa menentang sebuah persamaan matematis yang benar. Itulah kenapa hampir setiap teori-teori sains yang besar diungkapkan dalam persamaan matematis, ketika persamaan matematisnya salah, maka seluruh teori tersebut dianggap gagal menjelaskan fenomena alam. Kalian bisa baca disini tentang bagaimana perjuangan Einstein menyelesaikan persamaan matematis pada Teori Relativitas.
Nah setelah mengerti hal ini barulah kita masuk ke pebahasan elektromagnetik Tesla dan bahkan perbedaan massa jenis Archimedes.
Di video dikatakan bahwa jika kita bertanya kepada Newton peristiwa elektron mengelilingi inti atom maka Newton akan menjawab “Karena Gravitasi”. Ini murni klaim semata. Tidak ada sama sekali catatan bahwa Newton mengatakan itu. Karena elektron sendiri baru ditemukan oleh JJ Thompson pada 1897, 171 tahun setelah Newton meninggal. Jadi tidak ada pernyataan semacam ini seumur hidup Newton. Sains dan logika Anda tidak boleh menerima informasi semacam ini.
Besi Tenggelam Gabus Mengapung
Video ini sekali lagi memfitnah Newton mengatakan bahwa peristiwa besi tenggelam dan gabus mengapung disebabkan karena gravitasi. Ini juga klaim semata. Tidak ada satupun catatan dimana Newton mengatakan hal ini. Kenapa? Karena Archimedes telah mengungkapkan prinsipnya 2000 tahun sebelumnya. Newton telah mengetahui prinsip Archimedes dan sepakat dengan prinsip tesebut. Tidak ada masalah dengan prinsip Archimedes.
Banyak dari orang yang percaya Flat Earth menyampaikan bahwa gravitasi itu tidak ada, yang sebenarnya terjadi ketika apel jatuh ialah, karena massa jenis apel itu lebih besar daripada massa jenis udara. Persis seperti prinsip Archimedes. Tetapi sekarang pertanyaannya sederhana, bagaiamana dengan percobaan Cavendish di atas? Bahwa bola kecil bergeser ketika bola yang besar digerakkan, apa yang membuat bola kecil bergerak? Ini adalah dua padatan yang tidak bersentuhan.
Pertanyaan berikutnya, bagaiamana dengan pertanyaan Galileo tentang pasang surut-nya air laut? Apa bisa dijelaskan dengan sekedar prinsip Archimedes? Selanjutnya lagi, bagaimana kalau ada bola bowling dan bulu yang dilepaskan dalam ruang vakum (ruang tanpa materi/tanpa udara)? Prinsip Archimedes hanya berlaku ketika ada benda padatan dan fluida yang massa jenisnya berbeda. Di ruangan vacum tidak ada fluida sama sekali, ketika kita lepaskan bola bowling dan bulu, maka bola bowling dan bulu akan jatuh dengan kecepatan yang sama 9.8 m/s. Cek video slowmotionnya disini:
Artinya apa? Tidak ada yang salah dengan prinsip Archimedes, tetapi gravitasi ialah sebuah gaya yang berbeda yang benar-benar ada dan bekerja pada benda.
Kalau kalian lihat di video pembuat video mengatakan bahwa “banyak orang mengira gravitasi adalah medan magnet bumi”. Seriously guys? Nggak lahh..! Aku nggak pernah mengatakan gravitasi sebagai medan magnet. Ini adalah dua hal berbeda, hitungan matematis dan konsep ilmiahnya jelas berbeda. Lalu dikatakan juga tentang hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Yang anehnya di video ini dicontohkan dengan orang meniup balon. Serius deh.. Ini parah banget, ini salah total. Mungkin ini pemahaman hukum kekekalan energi di level anak SMP. Pesan buat pembuat video ialah: Baca lagi hukum termodinamika 0, 1, 2 dan 3. :D
Tetapi video ini benar tentang satu hal, kenapa bumi bisa menarik semua benda di atasnya dan tidak ada gaya tolaknya?
Ini juga menjadi pertanyaan yang mendasar bagi Newton, bagaimana mungkin ada gravitasi? Jika melihat prinsip aksi reaksi, maka setiap gaya seharusnya mendorong bukan menarik. Tetapi faktanya gravitasi ini menarik benda-benda, bukan mendorongnya, bagimana mungkin? Konsep gravitasi belum selesai, pikir Newton.
Pertanyaan besar yang tidak mampu di jawab oleh Newton inilah yang kemudian dijawab oleh Einstein pada tahun 1905.
General Theory Of Relativity Einstein (1879-1955)
Einstein menjawab pertanyaan besar Newton, seharusnya gaya itu mendorong, bukan sekedar menarik benda, tetapi faktanya gravitasi menarik benda-benda.
Perjalanan Einstein ini sudah aku ceritakan disini ->Perjuangan Einstein membuktikan General Theory of Relativity. Secara sederhana Einstein mengatakan bahwa benda-benda yang memiliki massa dapat melengkungkan ruang dan waktu. Jadi dalam pendapatnya ini, gravitasi bumi dan benda-benda langit bukanlah sebuah gaya tarik melainkan lengkungan ruang dan waktu yang memaksa kita berada di atas (di sekitar) benda bermassa besar itu.
light-deflected-by-sun
Pada awalnya, ini merupakan teori yang sangat sulit untuk diterima oleh para saintis di seluruh dunia. Tetapi Eddington membuktikan bahwa teori ini benar. Cara pembuktiannya juga sudah ada tulisanku sebelumnya yaitu Einstein Series.
Pernyataan video 3 bahwa Eddington mengarang hasil pengamatannya ialah kebohongan belaka, teori Einstein dibuktikan bukan hanya oleh Eddington tetapi juga dikonfirmasi oleh Campbel pesaing Eddington.
Di video 3 ini tidak dikatakan bahwa Teori Relativitas Einstein salah, tetapi dikatakan bahwa “Einstein sudah coba menjelaskan dengan Teori Relativitas tetapi ia tidak mendapat hadiah nobel karena itu”. Pernyataan yang sangat cerdik menurutku. Karena itu membuat kalian berfikir bahwa Teori Relativitas Einstein salah kan?
Kenyataannya Teori Relativitas Einstein telah terbukti dan menjadi benar seluruhnya di mata ilmu pengetahuan dan sains. Tetapi karena pada masa itu belum ada applikasi nyata penggunaan konsep Teori Relativitas, sedangkan komite Nobel mempertimbangkan applikasi dari temuan sains sebagai pertimbangan seseorang mendapatkan Nobel, untuk itu Einstein tidak mendapatkan Nobel dari Teori Relativitas yang ia kembangkan, tetapi dapat dari penelitiannya tentang Efek Fotoelektrik.
Di video konspirasi Flat Earth tersebut ditampilkan permodelan bola yang menggelinding di atas trampolin sebagai permisalan teori relativitas Einstein. Itu memang model yang cukup benar dan mendekati tepat pada Relativitas Einstein.
Permasalahannya kenapa akhirnya bolanya tetap jatuh? Simple, karena energi bola tersebut terserap oleh gaya gesekan bola terhadap trampolin dan gaya gesekan bola terhadap udara. Ini pelajaran Fisika SMA, tentang gaya gesekan yang terjadi pada benda. Karena hukum kekekalan energi berlaku, maka semakin banyak gesekan yang terjadi akan semakin lambat-lah bola tersebut bergerak.
Sekarang jika kita berbicara alam semesta, maka bumi mengelilingi matahari di ruang vakum (tanpa udara), jadi tidak ada gesekan sama sekali, sekali bergerak maka tidak akan berhenti lagi (karena energinya tetap/kekal), tetapi lintasan pergerakan bumi ini dipengaruhi oleh massa matahari yang besar, itulah sebabnya bumi kita mengelilingi matahari.
Seperti yang kalian ketahui untuk memahami Teori Relativitas Einstein ini sangatlah sulit dan penggunaanya sangat sedikit, hanya pada kasus-kasus luar angkasa saja digunakannya. Itulah sebabnya yang diajarkan di sekolah-sekolah ialah Hukum Gravitasi Newton, yang umum digunakan dan berlaku di Bumi.
Kesimpulan
Bagaimana? Semoga sudah dapat gambaran lebih jelas bagaiamana saintis melakukan penelitian dan membuktikan sebuah teori ilmiah.
Jika kita review ulang, sejak era Galileo, para saintis berusaha mencari tahu (membuat pertanyaan) dan menemukan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan yang telah diungkapkan ini bisa saja langsung ditemukan jawabannya atau mungkin dilanjutkan oleh saintis lain untuk mencari jawabannya.
Newton mempelajari jejak penelitian dari Galileo sehingga mampu menjawab pertanyaan besar Galileo, kemudian Einstein menelusuri jejak sains dari Newton dan Galileo untuk sampai pada Teori Relativitas Einstein. Seperti itulah sains, mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan riset yang sudah ada sebelumnya.
Oke terakhir aku mau mengutip kata mutiara: “If i have seen further than others, it is by standing upon the shoulders of giants – Sir Isaac Newton.”
Arti dari kutipan tersebut ialah: Aku bisa melihat lebih jauh dari orang lain karena aku mempelajari pengetahuan dari orang-orang sebelumnya.

kiblat.net
Editor: Fajar Shadiq

Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Let’s Do The Math (Bag.4)

Title: Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Let’s Do The Math (Bag.4)
Published: Sun, 21 Aug 2016 00:44:00 +1300
Categories: Artikel Bebas, Berita, Ilmu & Teknologi, Semuannya,
Content:

Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Let’s Do The Math (Bag.4)

Ini adalah artikel lanjutan | Baca tulisan sebelumnya
Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Keping-keping Sains (Bag.3)
KIBLAT.NET – Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, teori Flat Earth kembali diperbincangkan oleh publik Indonesia (termasuk aktivis Islamnya) melalui forum-forum di dunia maya. Bahkan, video-video konspirasi bumi datar yang diunggah di Youtube jadi pembicaraan hangat di media sosial.
Tak tanggung-tanggung, pendukung teori Flat Earth menyuguhkan 10 argumen yang kesannya ilmiah untuk meyakinkan orang bahwa bumi tidak berbentuk bulat. Alih-alih menyajikan eksperimen ilmiah, serial video tersebut malah kebanyakan menyuplik sumber dari google dan potongan adegan film yang mendukung teori konspirasi.
Untuk mendudukkan masalah ini, Kiblat.net akan menyajikan bantahan ilmiah terhadap teori Flat Earth yang ditulis oleh Muhammad Mahfuzh Huda, yang sedang menempuh gelar Master di bidang studi Simulasi Molekular (Kimia) di Okayama University, Jepang. Tulisan ini diambil dari blog pribadi yang dikelolanya di alamat mystupidtheory.com dengan seizin dan sepengetahuan yang bersangkutan. Selamat membaca!!

Nah kali ini, aku akan mencoba menjelaskan beberapa penjelasan ilmiah yang akan menjawab apakah teori bumi datar itu adalah fakta atau hanyalah konspirasi HOAX? Kalau kalian baru mengikuti tema Flat Earth Theory ini, silahkan baca part 1part 2 dan part 3 terlebih dahulu.
Kalau kata Neil Grease Tyson, “If you want to see the fact, let’s do the math”. Tulisan ini terutama akan memberikan kritik dan masukan terhadap video ke 4 di channel ini:
Jarak Bumi dan Bulan
Dalam video tersebut telah dijelaskan bahwa jarak dari bulan ke bumi telah diukur oleh ilmuwan zaman Yunani kuno dengan memanfaatkan gerhana bulan. Untuk memahami teknik ini, awalnya aku kesulitan, tapi akhirnya paham, ini sebuah penerapan teori matematika sederhana (dipelajari di SMP). Silahkan baca: Bagaimana Mengukur Jarak Bulan ke Bumi.
Pertanyaan pertama yang dimunculkan ialah kenapa data jarak antara bumi dan bulan hanya berdasar pada perhitungan ilmuwan Yunani Kuno? Mengapa NASA tidak melakukan perhitungannya sendiri?
Jawabannya sangat sederhana, karena ini sains! Ada sebuah kutipan yang mengatakan “The first time you do something, it’s science. The second time, it’s engineering.” (Artinya: Pertama kali kau melakukan sesuatu itulah sains. Kedua kalinya, itu rekayasa/tekhnik).
Perhitungan yang populer tentang jarak bulan-bumi yang paling populer memang berdasarkan kalkulasi ilmuwan Yunani Kuno. Sama seperti ketika Joseph Priestley menemukan oksigen tetapi namanya tidak tercatat karena Carl Wilhelm Scheele telah mempublikasikan temuannya tentang oksigen setahun lebih dahulu.
Karena memang mereka yang pertama kali melakukannya. Apakah NASA dengan peralatannya yang canggih bisa melakukannya? Bisa! NASA melakukan perhitungan jarak bumi-bulan dengan memanfaatkan pantulan gelombang ketika ditembakkan ke bulan. Data yang diperoleh oleh NASA jika dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan oleh ilmuwan Yunani kuno hanya berbeda 10% (ini hasil yang luar biasa akurat jika mengingat mereka tidak menggunakan peralatan yang kompleks).
Dalam video, dikatakan bahwa asumsi dasar bahwa bayangan yang menutupi bulan itu adalah bayangan bumi merupakan asumsi yang keliru (salah). Tetapi, satu-satunya penjelasan kenapa asumsi dianggap salah ialah: “Karena ilmuwan NASA masih menggunakan Siklus Saros untuk menentukan kapan terjadinya gerhana.”
Prediksi Gerhana dan Siklus Saros
Pertanyaan paling sederhana yang muncul di pikiranku ketika mendapat informasi bahwa NASA menggunakan Siklus Saros untuk menentukan waktu terjadinya gerhana ialah : Apa itu Siklus Saros? Bagaimana cara NASA menggunakan Siklus Saros?
Pasti ketika melihat di video, kalian merasa kalau Siklus Saros ini adalah catatan Yunani yang berisi kapan gerhana terjadi? Iya sama, aku juga gitu. Karena memang pembuat video berusaha mengarahkan agar yang menonton berpikir seperti itu. Seolah-olah siklus saros itu seperti tabel perkalian yang hanya cukup melihat kita sudah tahu hasilnya.
Ternyata Siklus Saros merupakan sebuah siklus gerhana bulan yang dibuat oleh astronom Edmund Halley. Penggunaan nama Saros sendiri digunakan Edmund Halley karena dia membaca Souda (Ensiklopedia Bizantium), ia mengira bahwa siklus yang ia gunakan ini sama persis dengan saros dalam ensiklopedia tersebut. Ini dijelaskan dalam artikel ini –>http://www.astronoo.com/en/articles/eclipse-saros-cycle.html.
Jadi siklus Saros bukan sebuah catatan tentang kapan terjadinya gerhana, tetapi merupakan siklus gerhana dalam 18 tahun 11 hari dan 8 jam yang dihitung dan dipetakan oleh ilmuwan Edmund Halley (1656-1742).
Siklus Saros
Siklus Saros
Siklus Saros sendiri hanya mampu memperkirakan waktu terjadinya gerhana bulan, tidak mampu menentukan lokasi terjadinya. Jika berbicara dalam ruang 3 dimensi, maka mungkin kita bisa tahu waktu terjadinya, tetapi kalau kita tidak tahu tempat terjadinya? Ada sebanyak tak terhingga kemungkinan akan lokasi teramatinya gerhana di bumi.
Tetapi dengan kemampuan dan teknologi yang dimiliki oleh NASA puluhan tahun yang lalu, gerhana bulan dan gerhana matahari dapat diprediksi waktu dan tempatnya dengan sangat tepat.
Nah.. Yang perlu digaris bawahi ialah, fakta bahwasanya dalam Siklus Saros tidak terdapat prediksi tempat terjadinya gerhana, tetapi NASA mampu melakukan perhitugan kapan dan dimana terjadinya gerhana tersebut. Artinya apa? Asumsi dan seluruh perhitungan yang dilakukan oleh NASA ialah benar, karena memang mampu menghitung titik tepat dimana kita bisa menyaksikan gerhana, baik itu gerhana bulan dan gerhana matahari. Sekarang apa Flat Earther bisa menghitung kapan terjadinya gerhana dan titik mana di peta yang bisa menyaksikan gerhana?
Selanjutnya, kalau kita pelajari secara seksama fakta bahwa ilmuwan bisa menentukan waktu terjadinya gerhana tidak ada hubungannya dengan perhitungan jari-jari bumi. Jadi gerhana matahari dan bulan hanyalah sebuah alat untuk melakukan pengukuran jarak bulan sama seperti pada pembuktian Teori Relativitas Einstein yang menggunakan gerhana matahari. Seperti penjelajah masa lalu yang hanya dengan melihat gugus bintang bisa menentukan posisinya secara tepat.
Jadi kalau diminta dari semua data jarak matahari, bulan, bumi beserta diameternya untuk mendapatkan angka pada Siklus Saros yaitu 18 tahun, 11 hari dan 8 jam tidak akan diperoleh, tetapi dengan data tersebut bisa diperoleh letak (titik geografis) di mana akan terjadi gerhana bulan dan matahari.
Matahari Itu Dekat (Flat Earth Reality)
Penjelasan tentang matahari itu dekat yang didasari oleh sinar matahari yang menembus awan itu menyebar, sangat menarik menurutku. Karena ini adalah fenomena yang “kimia banget”. (Mahfuzh Huda adalah mahasiswa pascasarjana bidang molekular kimaia di Okayama University, red).
Kenapa matahari yang menembus awan itu menyebar? Dalam video dijelaskan bahwa para ahli (yang menganggap bumi bulat) mengatakan hal ini karena atmosfer bumi. Kemudian pembuat video menarik kesimpulan bahwa ini tidak masuk akal karena pasti atmosfernya bumi cekung, maka sinar yang datang akan semakin difokuskan.
Baiklah, kalau membayangkan bahwa atmosfer bumi itu merupakan kaca yang melindungi bumi, maka sinar matahari yang masuk ke atmosfer bumi akan menjadi lebih fokus (bukan menyebar). Tetapi apakah ada ilmuwan yang mengatakan kalau atmosfer kita adalah kaca? Tidak! Atmosfer bumi merupakan gas yang didominasi oleh Nitrogen, Argon, Oksigen, dan Karbondioksida.
Peristiwa ketika cahaya matahari menembus awan dan sinarnya menyebar itu disebabkan oleh Efek Tyndal dari awan. Dalam ilmu kimia, kabut dan awan merupakan koloid, dan salah satu sifat paling mencolok dari koloid ialah Efek Tyndal, peristiwa menyebarnya cahaya yang dilewatkan pada partikel koloid.
Peristiwa Efek Tyndal ini telah kita pelajari ketika di SMA, bahkan seringkali dipraktekkan, karena murah dan mudah. Jadi yang sebenarnya terjadi ialah sinar matahari yang datang akan disebarkan oleh awan tersebut. Tersebarnya cahaya ini, kalau melihat ilmu fisika merupakan merupakan peristiwa gabungan dari refleksi, absorbsi, dan refraksi cahaya (pemantulan, penyerapan dan pembiasan/pembelokan) oleh uap air (awan).
Cuplikan dari video konspirasi Flat Earth
Cuplikan dari video konspirasi Flat Earth
Sedangkan di video dijelaskan dengan eksperimen menggunakan kardus dibolongin kemudian disenterin itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang sedang terjadi. Bandingkan saja bedanya kardus dan awan, coba saja ganti kardusnya dengan kabut ataupun koloid sejenis, pasti jauh ataupun dekat sumber sinarnya pasti akan disebarkan (direfraksi).
Jadi keterangan video bahwasannya matahari itu begitu dekat merupakan klaim semata(tidak ada bukti ilmiah). Kemudian aku tertarik karena pembuat video mengatakan bahwa “semua orang bisa menghitung jarak matahari ke bumi”. Dan gambar serta keterangan berikutnya membuat aku tertawa:
Cuplikan video konspirasi seri keempat Teori Flat Earth.
Cuplikan video konspirasi seri keempat Teori Flat Earth.
Sekali lagi, sebaran cahaya yang dilihat dari awan itu merupakan hasil Efek Tyndall, jadi ketika menghitung menggunakan triangular dengan asumsi bahwa sinar yang keluar dari awan ialah sinar langsung dari matahari, yang akan diperoleh ialah ketinggian awan penutup sinar tersebut, bukan ketinggian dari mataharinya (sumber cahaya). Bahkan dengan percobaan senter-kardus yang dilakukan sekalipun, dengan menggunakan triangular maka hanya akan menghitung jarak dari dasar (bayangan) ke kardus, bukan ke sumber cahayanya.
Bulan Punya Sinar Sendiri(Flat Earth Reality)
Pembuat video mengatakan bahwa cahaya matahari dan cahaya bulan berbeda. Bulan dan matahari punya cahaya sendiri-sendiri yang membuat hewan bereaksi berbeda. Menurutku reaksi dari hewan terhadap dua cahaya ini tidak membuktikan apa-apa. Karena yang berbeda ialah karena gelap-nya malam itu. Coba saja kamu lihat reaksi hewan yang disinari senter pada siang bolong dan disinari senter pada malam hari, apa reaksinya sama? Pasti beda, tapi cahayanya sama-sama cahaya senter. Kemudian dikatakan juga “Matahari merupakan simbol keseimbangan alam, Yin dan Yang”, statemen ini cuma sampah, nothing have to do with the topic (Gak ada kaitannya sama teori bumi datar).
Yang membuat aku terkejut ialah pada video diberikan percobaan pengukuran temperatur dari cahaya bulan yang menunjukkan nilai yang lebih dingin dibandingkan kegelapan. Tak lama setelah itu aku langsung browsing, ternyata memang metode ini populer di Flat Earther (khususnya YT). Tetapi penjelasan mengapa ini terjadi justeru karena yang melakukan eksperimen ialah amatir, atau complete amatir. Karena mereka tidak tahu fungsi sebenarnya dan cara penggunaan dari alat yang mereka gunakan (untuk mengukur temperatur radiasi sinar). Silahkan baca di sini —> http://www.physicscentral.com/buzz/blog/index.cfm?postid=1590436706491009951
Benda Selestial yang Melewati Bulan dan Matahari
Di video ini disebutkan pula bantahan tentang gerhana bulan merupakan bayangan bumi yang menutupi bulan. Alasannya adalah karena adanya benda selestial. Sedangkan benda salestial yang dimaksudkan ini ialah cahaya yang tertangkap oleh kamera, ini bisa kita lihat di manapun ketika kita memotret objek dengan cahaya terang. Semua orang yang mengenal fotografi pasti familiar dengan ini. Coba aja ambil kamera HP dan arahkan ke lampu diatas kamarmu:
Benda selestial apakah ini wahai kaum penganut teori bumi datar?
Benda selestial apakah ini wahai kaum penganut teori bumi datar?
Di dalam video ini, dia mengatakan, “Jangan sekali-sekali berdebat kusir tanpa data, mengandalkan persepsi dan opininya sendiri. Bisa dibilang 95% informasi yang ada di google adalah opini-opini dan persepsi-persepsi tanpa dasar yang jelas.”
Sebuah statemen yang sangat brilian menurutku. Tapi coba cek ulang dari semua video, video satu dia menampilkan data dari Google Analytic dan penjelasan tentang perhitungan triangular diambil dari Youtube Dr. Zack (seorang flat earther). Video dua penjelasan tentang GPS dia ambil dari Google. Pada video ketiga penjelasan tentang peta bumi datar diambil dari USGS, sebuah lembaga Amerika Serikat (apa yang membedakannya dengan NASA?)
Kalau benar-benar berprinsip 95% informasi di google dan Youtube ialah opini dan persepsi, kenapa justeru semua informasi yang ditampilkan di video ini dari Google? Oke lah.. Kita biarkan Allah dan pemilik video yang tahu tentang itu.
Bedford Level Experiment
Dalam video memberikan informasi yang setengah matang dalam Bedford Level Experiment. Bedford Level Experiment memberikan hasil bahwa seluruh bagian kapal akan terlihat sepenuhnya, ini membuktikan bahwa bumi tidaklah bulat.
Eksperimen Bedford
Eksperimen Bedford
Ketika mendengar eksperimen ini aku langsung cek ulang informasinya. Dan ternyata benar memang ada eksperimen ini. Pada musim panas tahun 1838, Samuel Birley Rowbotham mengadakan sebuah ekperimen untuk menentukan bentuk bumi. Persis seperti di video, eksperimen ini mencoba melihat kapal yang berjarak sangat jauh, yaitu 9.7 kilometer. Seharusnya berdasarkan lengkungan bumi, maka bagian bawah kapal sebanyak 4.8 meter tidak akan terlihat. Dilaporkan hasil dari percobaan ini ialah, kita tetap bisa melihat kapal secara utuh.
Setelah eksperimen ini dilakukan, kritikan muncul dari angkatan laut bahwasanya percobaan Samuel Birley Rowbotham tidak menghitung refraksi cahaya oleh uap air laut yang pasti terjadi ketika temperatur sangat tinggi. Mengingat percobaan ini dilakukan saat musim panas, maka penguapan air laut pasti terjadi, dan akibatnya ialah refraksi cahaya (pembelokan cahaya) oleh uap air laut.
Seorang fisikawan lapangan bernama Alfred Russel Wallace akhirnya mempertaruhkan namanya dan melakukan percobaan ini. Yang pertama ingin ia pastikan ialah menghindari efek refraksi cahaya oleh uap air laut maka dia melakukan percobaan yang sama tetapi pada ketinggian titik pengamatan 13 kaki = 4 meter.
Hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa bagian bawah kapal menghilang, hasil yang berlawanan dengan yang diperoleh pada awal experimen Samuel Birley Rowbotham. Hasil ini diakui oleh kongres kemudian eksperimen yang sama telah dilakukan oleh orang lain dan memberikan hasil yang sama.
Ingat! Prinsip sains ialah jika percobaan tersebut diulangi dengan metode yang sama, di waktu yang berbeda, oleh orang yang berbeda, harus menghasilkan hasil yang sama.
Kesimpulan akhir dalam percobaan Bedford justeru hanya mengkonfirmasi sistem navigasi yang dilakukan oleh angkatan laut, yakni adanya refraksi cahaya oleh uap air laut. Ini diakui oleh semua ahli fisika di bidang geologi, tetapi tidak bisa diterima oleh Flat Earther.
Lintasan Matahari Melingkar di Atas Bumi Datar
Aku sendiri tidak akan bisa menanggapi bagaimana matahari yang difoto dari bumi terlihat lebih kecil daripada yang difoto ketika di pesawat. Karena percobaan semacam ini tidak punya standard yang jelas. Apakah kamera yang digunakan sama? Apakah waktu pengambilan gambar sama? Terlihat jelas bahwa waktu pengambilan gambarnya tidak jelas. Di bagian sebelah kiri gambar diambil saat matahari pada fasa paling terang, sedangkan di kanan matahari baru saja terbit.
Sekarang mari kita pikirkan kalau lintasan matahari berbentuk lingkaran yang berkeliling di atas bumi. Pertama, jika lintasannya seperti kembali ke pertanyaan awal, bagaimana peristiwa gerhana bisa dijelaskan?
Pertanyaan lainnya buat flat earther: Dari mana mereka bisa memastikan kalau matahari itu bulat? Jangan jangan mataharinya itu nggak bulat? Bisa saja matahari itu bentuknya seperti bagian depan lampu senter (lingkaran datar). JANGAN PAKAI DATA DARI NASA BAHWA MATAHARI ITU BULAT, karena kenyataanya kan tidak percaya dengan data NASA?
Dan kalau perspektif mereka bahwa bulan dan matahari itu beredar beriringan dengan lintasan lingkaran yang sama diatas langit, maka kenapa penanggalan ummat muslim/Hijriyah yang berdasar pada posisi bulan bisa berbeda sekali dengan penanggalan Masehi yang berdasarkan posisi matahari? Karena kalau gerakan matahari dan bulan hanya melingkar dengan kecepatan yang sama, maka tidak akan ada perbedaan jumlah tahun antara penanggalan Masehi dan Hijriyah. Jelaskan kenapa Ramadhan selalu berganti-ganti di tanggalan Masehi?
Kalau menggunakan data NASA, ini bisa dijelaskan dengan sangat logis bahwa setiap posisi antara tiga benda langit, Bumi, Bulan dan Matahari memiliki lintasan yang berbeda. Artinya, walaupun bulannya sudah memasuki fasa yang sama (posisi bulan terhadap bumi sudah sama seperti tahun sebelumnya) tetapi posisi bumi terhadap matahari tidak sama dengan tahun sebelumnya.
Inilah yang menyebabkan pergeseran tanggal Ramadhan setiap tahunnya jika dilihat dari kalender Masehi. Ini juga menjelaskan kenapa Ramadhan di Jepang bisa bergeser dari musim dingin ke musim panas. Karena musim ialah pengaruh posisi matahari sedangkan penentuan Ramadhan bergantung pada posisi bulan.
Ehh.. Tapi para Flat Earther nggak akan bilang kalau kalender Masehi salah total kan? Kalau mereka berprinsip kalender Masehi itu salah total, maka aku nggak bisa lagi menjelaskan dengan ilmu pengetahuan.
Baca laman sebelumnya | Buat yang masih penasaran, lanjut lagi ke sini
kiblat.net
Editor: Fajar Shadiq

Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Apa yang Dilakukan BJ Habibie? (Bag.5)

Title: Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Apa yang Dilakukan BJ Habibie? (Bag.5) Published: Sat, 27 Aug 2016 00:47:00 +1300 Categories: Artikel Bebas, Berita, Ilmu & Teknologi, Semuannya, Content:

Bantahan Ilmiah Teori Konspirasi Flat Earth: Apa yang Dilakukan BJ Habibie? (Bag.5)

Ini adalah artikel lanjutan | Baca laman sebelumnya
KIBLAT.NET – Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, teori Flat Earth kembali diperbincangkan oleh publik Indonesia (termasuk aktivis Islamnya) melalui forum-forum di dunia maya. Bahkan, video-video konspirasi bumi datar yang diunggah di Youtube jadi pembicaraan hangat di media sosial.
Tak tanggung-tanggung, pendukung teori Flat Earth menyuguhkan 10 argumen yang kesannya ilmiah untuk meyakinkan orang bahwa bumi tidak berbentuk bulat. Alih-alih menyajikan eksperimen ilmiah, serial video tersebut malah kebanyakan menyuplik sumber dari google dan potongan adegan film yang mendukung teori konspirasi.
Untuk mendudukkan masalah ini, Kiblat.net akan menyajikan bantahan ilmiah terhadap teori Flat Earth yang ditulis oleh Muhammad Mahfuzh Huda, yang sedang menempuh gelar Master di bidang studi Simulasi Molekular (Kimia) di Okayama University, Jepang. Tulisan ini diambil dari blog pribadi yang dikelolanya di alamat mystupidtheory.com dengan seizin dan sepengetahuan yang bersangkutan. Selamat membaca!!

Kali ini aku sengaja menuliskan sub pokok bahasan “Apa yang Dilakukan Habibie?”. Aku sengaja mencantumkan seorang saintis dan insinyur terbaik bangsa ini, Bacharuddin Jusuf Habibie. Biar teman-teman (dan saya) bisa mengukur, seberapa jauhkah pengetahuan kita dibandingkan mantan presiden Indonesia ini.
Oke. Kita mulai diskusinya, pertama-tama kalau kalian belum baca ulasanku, silahkan klik part1, part2, part3 dan part4, kemudian kali ini kita akan membahas tentang video 5 yang kurang lebih memuat tentang peta penerbangan menurut flat earth dan usaha bombardir kubah bumi. Link video 5:

USGS Lembaga Survey Geologi Paling Kredibel

Seharusnya sampai disini kalian sudah baca pembahasanku pada tulisan sebelumnya tentang USGS di Keping-Keping Sains (part3). Mari ulangi bahwa USGS ialah lembaga milik Amerika Serikat, berisi saintis-saintis dan menggunakan satelit untuk mengumpulkan data. Ya! Kuulangi lagi biar jelas, USGS menggunakan satelit untuk mengumpulkan data! Sekarang pertanyaanya, apa bedanya USGS dengan NASA? Kenapa USGS kredibel dan NASA adalah Holywood?
Peta Bumi Datar
Oke.. Kalau memang pertanyaan itu terlalu sulit, mungkin akan ada yang menuduhku terkesan tidak saintifik sekali kalau menilai suatu fakta berdasarkan siapa yang menyampaikan.
Oleh karena itu, aku akan coba memaklumi bagiamanapun logika bahwa USGS ialah kredibel dan NASA tidak.
Kalian tahu nggak kalau karena perkara Flat Earth Theory (FET) ini aku jadi mendownload peta dunia zaman dahulu yang resolusinya sangat tinggi cuma demi memahami Azimuthal Equidistance Projection.New World Standard Map
Sekarang aku harus mengakui sesuatu yang awesome dan sangat mengagumkan, ini adalah fakta yang akan membuat semua penggemar Flat Earth senang riang gembira. Faktanya ialah peta bumi datar yang dibuat oleh USGS menggunakan Azimuthal Equidistance ialah benar 100%.
Permasalahannya ialah bagaimana cara menggunakan Azimuthal Equidistance Projection Map ini? Oh ya, Azimuthal Equidistance Projection (AEP) ini pertama kali dikemukakan oleh saintis muslim Al Biruni, biar pada tahu aja deh, tetapi ini tidak ada hubunganya dengan bumi datar ataupun bola.
Pertama kali aku mencari tahu tentang ini, aku agak bingung karena ternyata ada banyak sekali peta Azimuthal Equidistance Projection. Bahkan kita bisa membuat AEP secara online (ada generatornya). Ini salah satu contoh AEP london: https://www.jasondavies.com/maps/azimuth-distance/.
Dalam peta tersebut, posisi tengahnya ialah kota London sehingga seperti kita melihat dunia dengan titik pusat London. Hasil map-nya benar karena pakai AEP, tetapi bentuknya berbeda dengan peta dunia yang ditampilkan oleh FET. Kenapa beda? Karena titik pusatnya berbeda. FET menggunakan AEP dengan titik pusat kutub utara sedangkan di web di atas menggunakan pusat kota London.
Cara Menggunakan AEP
Definisi Azimuthal Equidistance sudah aku jelaskan, sekarang kita bahas aturan penggunaanya. Langsung aku kutip dari web USGS yang menjadi acuan utama dari FET, dikatakan:
Distances and directions to all places true only from center point of projection. Distances correct between points along straight lines through center. All other distances incorrect . Any straight line drawn through center point is on a great circle. Distortion of areas and shapes increases away from center point.
Aturan ini juga ada disampaikan dalam video 5, tapi disana dijelaskan dengan ngawur dan serampangan. Ini coba aku terjemahkan:
Jarak dan arah menuju ke semua tempat ialah benar hanya jika dari titik pusat proyeksi. Jarak benar antara dua titik selama melalui titik pusat. Semua jarak lainnya salah. Semua garis lurus yang melalui titik pusat merupakan jarak terpendek dalam lintasan melengkung bumi. Penyimpangan (ketidaksesuaian) luas dan bentuk akan meningkat dengan semakin jauhnya dari titik pusat.
Jika kita berbicara mengenai peta AEP yang digunakan FET, maka kita akan melihat peta dengan kutub utara sebagai titik tengah. Jadi:
  1. Jarak dan arah menuju ke semua tempat ialah benar hanya jika dari kutub utara (titik pusat).
  2. Jarak benar antara dua titik selama segaris dengan kutub utara (titik pusat). (arah tidak benar)
  3. Semua garis lurus yang melalui kutub utara(titik pusat) merupakan jarak terpendek dalam lintasan melengkung bumi.
  4. Penyimpangan luas dan bentuk meningkat dengan semakin jauhnya jarak dari kutub utara.
Berdasarkan aturan tersebut maka berikut ini arah dan lintasan yang benar:
AEP
Ket:
– Jarak dan arah dari kutub utara menuju ke semua tempat ialah benar
– Jarak antara dua titik ialah benar jika segaris dengan kutub utara. (arahnya tidak benar)
– Jarak terpendek dari kutub utara ke kutub selatan
– Garis putus-putus ini menunjukkan bentuk kutub selatan yang telah terdistorsi maksimal bentuk dan luasannya, karena letaknya yang sangat jauh dari kutub utara. (bentuk kutub selatan ini salah kaprah)
Cara Flat Earth Theory Menggunakan AEP
Sekarang mari kita lihat semua rute penerbangan yang dijadikan contoh dalam video 5, sudah aku gambarkan ulang:

Azimuthal Equidistant Projection_SW
Azimuthal Equidistant Projection_SW
Sekilas, kita pasti langsung mengatakan, “Wow! benar ini! kalau pakai peta bumi datar semuanya jadi jarak terdekat karena lintasannya garis lurus.” Yap, sama persis, aku juga berpikir seperti itu awalnya.
Tetapi karena kita sudah mengerti aturan penggunaan peta AEP, segera lihat yang mana dari garis-garis itu yang melintasi kutub utara(titik pusat)? Bahkan apakah ada dua titik yang segaris dengan kutub utara? Tidak ada!
Sehingga berdasarkan aturan pertama AEP, “Jarak dan arah menuju ke semua tempat adalah benar hanya jika dari kutub utara”, ada kata “hanya jika” di situ artinya kalau bukan dari kutub utara, maka semua jarak dan arah menuju tempat lain ialah salah baik arah maupun jaraknya.
Jadi, cara menggunakan AEP ini dalam penerbangan ialah spesifik untuk setiap bandara. Jadi misalkan kamu di bandara Sukarno Hatta mau ke Santiago, maka kamu akan menggunakan peta AEP dengan pusat Sukarno Hatta. Ketika kamu berangkat dari Santiago ke Tokyo, maka kamu akan menggunakan peta AEP dengan pusat kota Santiago. Itulah sebabnya ada generator AEP online, karena setiap tempat akan menghasilkan proyeksi yang berbeda-beda. Jelas kan? :)
Antartika Sebagai Daerah Terlarang
Aku sedikit malas mencari informasi tentang Admiral Byrd (atau gimana lah mengejanya). Ulangi beberapa kali di bagian tersebut, kalian akan merasakan betapa spekulatif dan kebanyakan mengira-ngira.
Salah satu alasan aku malas mencari tahu tentang ekspedisi Byrd ini adalah karena semuanya hanya ‘pendapat’, ‘pernyataan’, dan beragam informasi yang mudah sekali dibelokkan. Aku nggak terlalu suka ngebahas ini karena nggak bisa dibuktikan. Yah, kalau NASA yang punya ribuan foto dari luar angkasa saja nggak bisa dipercaya apalagi hanya pernyataan seorang Admiral yang tanpa foto dan persamaan matematis?
Tapi satu hal yang aku cari tahu. Saat ini, tidak ada larangan untuk masuk ke wilayah Antartika. Hanya perlu izin standard saja.
Aku cuma sekali cari dan menemukan sebuah forum di redit.com. Nah disitu diberikan link-link orang-orang yang menuliskan perjalanannya ke Antartika secara private:
http://southpolestation.com/trivia/00s/ford.html
http://southpolestation.com/trivia/90s/kazama.html
http://iaato.org/yachts
http://www.syquijote.com/photos/
Itu semua perjalanan pribadi ke Antartika. Mereka melakukan banyak hal disana. Bahkan katanya banyak orang yang kesana untuk tujuan wisata, katanya seru! Aku jadi pengen! XD
HANE (High-Altitude Nuclear Explosions)
Dari ceritanya itu, maka HANE ialah sebuah percobaan dimana militer (yang didukung saintis) berusaha mengukur seberapa jauh dampak dari nuklir yang sudah mereka buat. Uji ledakan nuklir ini berada pada ketinggian 23-540 km. Selain saintis dapat menguji seberapa besar dampak ledakannya, ini juga sebagai ajang show off bagi amerika terhadap Rusia dan sebaliknya. Sama sekali tidak ada bukti ilmiah bahwa ini adalah usaha-usaha untuk menembus kubah celestial bumi. Bom nuklir ini meledak di ketinggian 23-540km agar dapat dipelajari dampaknya.
Kalau HANE ini menabrak kubah celestial, maka logikanya semua roket akan meledak pada ketinggian yang sama. Tetapi kenyataanya HANE meledak pada ketinggian berbeda. Maka bisa disimpulkan bahwa ide tentang roket HANE ini menabrak kubah selestial, firmament (atau apapun lah itu) tidak terbukti sama sekali.
Apa yang Dilakukan Habibie?
Adakah di antara pembaca blog ini yang lebih pintar dari BJ Habibie? Atau adakah yang mengira kalau pembuat video kelima tersebut lebih pintar dari BJ Habibie?
Mantan Presiden Indonesia itu adalah ilmuwan terhebat sepanjang sejarah Indonesia, beliau bekerja di bidangaeronautics (penerbangan) selama separuh umurnya. Ia telah memiliki sejumlah hak paten di bidang pembuatan pesawat terbang. Gravitasi, kemiringan bumi, lintasan pesawat, dan semua yang kita bahas hingga part 5 ini adalah kerjaan beliau sehari-harinya.
BJ Habibie dan replika R80
BJ Habibie dan replika R80
Dengan semua pengetahuan, kecerdasan dan aksesnya pada dunia luar apa kalian berpikir kalau beliau ini tidak akan menyadari bahwa selama ini NASA dan ilmuwan berbohong mengenai bentuk bumi yang bulat? Sebuah fakta dasar dari semua perhitungan yang pernah beliau lakukan?
Artinya, kalau bumi datar ini adalah sesuatu yang ilmiah maka orang Indonesia pertama yang akan menyadarinya tentu saja Prof. Bacharuddin Jusuf Habibie.
Pendapat Saya
Pada dasarnya permasalahan Freemason, Elite Global ini hanyalah sebuah pengalihan pandangan yang dilakukan oleh pembuat video untuk mengelabuhi kita. Kalau diulang lagi video 1-5, kalian pasti sadar kalau tidak ada konsep sains dalam video-video tersebut.
Isinya hanya kata-kata indah seperti “tidak usah debat pendapat, tidak perlu mengarang ataupun debat kusir” dan beberapa paragraf lainnya tentang “keuntungan elite global”. Tidak ada poin penting pada pendapat Teori Bumi Datar.
Gini deh. Setelah menonton 5 video tersebut, apakah ada satu saja penjelasan tentang hukum-hukum ilmiah yang berlaku dalam teori bumi datar? Adakah perhitungan ilmiah yang dilakukan di video? Adakah penjelasan bagaimana cara mereka mengukur jarak matahari yang katanya dekat itu? Adakah pembuktian bahwa kubah salestial atau firmament itu nyata? Tidak ada! Nol besar. Omong kosong.
Nggak ada sains dalam video tersebut, pembuat video-pun tidak mengerti sains, karena itulah di dalam video dibumbui oleh konspirasi dan bahasan nggak jelas lainnya. Bahkan pembuat video menyelipkan cuplikan film-film dalam setiap videonya. Itukah yang fakta-fakta saintifik?

kiblat.net
Editor: Fajar Shadiq