Rabu, 11 Januari 2017

Cara Aman Transaksi Perbankan via Online

Title: Cara Aman Transaksi Perbankan via Online
Published: Sun, 25 Oct 2015 00:10:00 +1300
Content:

Cara Aman Transaksi Perbankan via Online

Cara Aman Transaksi Perbankan via Online (Foto: Ist)
Maraknya pencurian uang nasabah perbankan memang harus disikapi cukup serius, baik oleh pemerintah maupun perbankan sendiri. Seringkali nasabah disalahkan karena ketidaktahuan akan tindakan yang harus dilakukan.
Kemungkinan pencurian dana nasabah perbankan semakin besar, terutama karena akses internet yang semakin besar. Para peretas memanfaatkan semakin tingginya adopsi teknologi dunia perbankan, mereka memanfaatkan celah yang ada di sana.
Pencurian dana nasabah bisa lewat hampir seluruh fasilitas yang disediakan oleh perbankan. Mulai dari ATM, SMS Banking, Internet Banking sampai pada kartu kredit. Untuk meminimalisir pencurian dana nasabah, perbankan perlu memperkuat sistemnya dengan adopsi teknologi enkripsi.
Selain itu yang jauh lebih penting adalah perbankan wajib melakukan edukasi pada nasabah sebagai pemegang otentifikasi akhir untuk bertransaksi.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan nasabah untuk mengamankan transaksi dengan sarana yang disediakan perbankan via Online sepeti dikemukakan Pratama Persadha, Chairman CISSReC.
Internet Banking

Ini adalah model transaksi paling aman yang bisa digunakan oleh nasabah perbankan pada umumnya. Sempat ramai karena kasus sinkronisasi token yang menyerang dua bank besar nasional.
Sebenarnya transaksi dengan internet banking relatif aman dibanding cara lainnya, karena dibantu dengan adanya token yang memberikan kode otentifikasi final secara acak.
Walau begitu, nasabah tetap harus waspada. Caranya dengan mengecek alamat situs internet banking. Bila alamat webnya dirasa bermasalah tidak seperti biasanya, nasabah bisa menghubungi call center resmi bank bersangkutan. Kejadian semacam ini pernah ada di pertengahan 2000-an.
Nasabah pengguna layanan perbankan saat itu diserang web palsu dengan nama yang cukup mirip. Para pelaku biasanya menjebak nasabah lewat email phising dan memberikan tautan yang mengarah ke web palsu.
Selain itu, nasabah juga harus mengecek apakah web internet banking milik bank cukup aman, minimal sudah mengadopsi HTTPS.
Tak kalah penting adalah gunakan jaringan sendiri, jangan sampai melakukan proses internet banking dengan WiFi umum yang terbuka, serta hindari transaksi lewat gadget orang lain. Jika ini dilakukan, orang lain bisa masuk dan mengetahui user name maupun password kita.
Terakhir, secara berkala gantilah password akun internet banking. Minimal pergantian password dilakukan setiap tiga bulan. Jangan menggunakan nama, tanggal lahir, maupun hal lain yang relasinya mudah ditebak orang lain.
SMS Banking
Sarana SMS Banking ini lebih rentan dibandingkan internet banking. Terutama karena di Indonesia metode SMS Banking tidak disertai pengamanan enkripsi yang memadai. Tercatat masih banyak bank besar di Indonesia tidak mengamankan SMS Banking dengan enkripsi, akibatnya orang lain bisa saja membaca transaksi secara kasat mata.
Ditambah lagi, pengamanan jaringan yang digunakan. Bagi yang mengerti bisa saja mereka mengintersep proses transfer dan mengalihkan ke rekening lain. Karena itu, gunakan SMS Banking dalam keadaan terdesak saja, dan pastikan dalam keadaan sinyal yang cukup.
Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Transaksi melalui ATM sangatlah umum bagi masyarakat Indonesia. Namun yang perlu diketahui adalah ATM di Indonesia sangat rentan terhadap kejahatan. Alasannya jelas karena lebih dari 80% masih mengadopsi Windows XP pada sistem ATM-nya. Microsoft sudah tidak lagi mendukung keamanan Windows XP, sehingga mereka tidak menggulirkan update keamanan untuk siapa saja pemakainya.
Inilah yang menjadi alasan Indonesia dijadikan “home base” kejahatan ATM yang menyerang para turis asing. Para tersangka mengaku menjebol ATM di Indonesia jauh lebih mudah dibanding di Eropa dan Amerika Serikat.
Karena itu, periksalah apakah ada kejanggalan pada ATM yang kita pakai. Misalnya terpasang benda aneh yang tidak biasanya ada di ATM. Selain itu bisa terjadi macet dan kartu tidak mau keluar, langsung hubungi call center yang disediakan bank, jangan tertipu dengan kontak palsu yang ditempel para pencuri.
Kartu Kredit
Pemakai kartu kredit adalah target terbesar para peretas di internet. JP Morgan misalnya, menjadi korban peretasan yang data para nasabahnya dicuri dan disebar di internet. Para pemakai kartu kredit harus selektif memilih toko online maupun merchant tempat mereka membayar memakai kartu kredit.
Selain itu, setiap transaksi menggunakan kartu kredit usahakan kita melihat langsung saat pegawai atau kasir menggesek. Hal ini mencegah terjadinya gesek ulang atau pembayaran lebih dari satu kali. Lebih penting lagi adalah memastikan tiga angka di belakang yang berfungsi sebagai Card Security Code (CSC) tidak dicatat oleh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar