Kamis, 04 Desember 2014

terkena guna guna

terkena guna guna

kijoko-bodho.jpg

Setelah ayahku mendapatkan ilapat melalui mimpi bahwa di rumah kami telah ada yang menyimpan suatu benda yang memiliki energi negatif tergolong santet,  teluh, sihir atau pun apa aku tidak mengerti yang sengaja diletakan seseorang dengan bermaksud jahat meng guna-guna keluarga kami hingga setelah dua minggu lamanya benda itu pun baru di ketemukan di sambungan bilik rumah berupa segenggam tanah kuburan yang di balut dengan daun kelor dan di bungkus kain putih hingga setelah ayah melakukan ritual do’a pengusir setan kemudian kami pun membuang benda itu ke kali dengan tujuan semoga jin jahat yang tinggal di dalam benda itu ikut terbawa hanyut sampai ke laut.


Perkenalkan namaku Sandi aku anak pertama dari empat bersaudara dan usia aku saat ini menginjak empat puluh empat tahun, aku punya punya cerita menarik yang menimpa keluarga kami dulu yang tidak bisa terlupakan sampai sekarang.


Aku dan keluarga berasal dari daerah bogor tetapi setelah aku lulus Sekolah Dasar kami sekeluarga memutuskan pindah ke Karawang karena selain alasan ayah yang menginginkan aku melanjutkan sekolahku di Karawang juga agar dekat dengan tempat pekerjaannya.


Ayahku saat itu bekerja di Perum KAI berhubung penghasilan ayahku untuk menghidupi istri dan ke empat anaknya yang tergolong paspasan maka kami pun mengontrak sebuah rumah yang terbuat dari bilik bambu, tetapi meskipun kami tinggal di kontrakan yang sederhana itu kehidupan kami cukup bahagia, hingga datang mala petaka pada keluarga kami setelah ayahku membeli kontrakan yang kami tinggali itu.


Memang rumah kontrakan yang kami tinggali itu sudah lama pemiliknya berniat menjual kontrakannya sehingga dengan bermodalkan menjual sepetak sawahnya yang terletak di Bogor ayahku pun membeli rumah kontrakan itu, namun ayahku tidak menyadarinya bahwa rumah kontrakan itu ada yang berniat membelinya juga tetapi sampai saat ayah membeli kontrakan itu dia belum memiliki uang yang cukup untuk membayarnya.


Tiga bulan sudah rumah kontrakan yang terbuat diri bilik bambu itu dimiliki keluargaku, tetapi dari waktu yang tiga bulan lamanya itu banyak sekali kejadian-kejadian aneh yang menimpa pada kami dari mulai ketiga adiku yang selalu sakit-sakitan, sering terihat olehku sekelebat bayangan hitam, serta banyak lagi kejadian-kejadian yang menghantui kami hingga puncaknya kejadian yang menimpa ibuku ketika ia hendak mengambil air wudhu di sumur belakang rumah untuk menunaikan shalat magrib ia melihat sosok mahluk menyeramkan menghampirinya serta mahluk itu seakan mencekik leher ibuku sehingga beliau pun tak sadarkan diri setelah menjerit sekeras-kerasnya sampai mengagetkan kami semua.


Aku sebagai anak yang paling besar berlari menuju suara ibu menjerit, meski pun saat itu aku sedang menunggui adik-adiku yang sedang sakit, kulihat ayah membopong tubuh ibu menuju kamar dan menidurkannya lalu dia pun mencoba menyadarkan ibu dengan berbagai cara. Aku tidak mengerti dengan semua ini, “apakah rumah ini berhantu” gumamku.


Kulihat ibu mulai siuman kami pun senang melihatnya lalu ayah mencoba menenangkanya dengan memberikannya segelas air putih, lalu ibu pun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya, aku sampai merinding mendengarnya, sampai kapan semua ini akan berakhir kejadian-kejadian ganjil yang penuh mistik selau menghantui keluarga kami yang membuat kami tidak betah tinggal di rumah ini.


Hingga suatu hari ayahku mendapatkan ilapat melalui mimpinya ia bertemu dengan seorang kakek yang menggunakan jubah putih yang rambut dan janggutnya pun terlihat sudah memutih semua dan kakek itu berkata pada ayah “awas jaga keluarga kamu” hanya itu kata-kata yang keluar dari kakek tua itu dan setelah itu kakek itu pun menghilang.


Ayah pun tidak mengerti maksud si kakek dalam mimpinya itu sehingga dia menceritakan mimpinya itu pada aku dan ibu mungkinkah ada hubungannya dengan kejadian-kejadian yang selama ini kami alami “mungkin ada orang yang iri lantaran kita membeli rumah kontrakan ini” sahut ibu, “ yah aku pun mempunyai firasat buruk demikian mungkin telah ada yang menyimpan guna-guna di rumah ini besok kita cari di sekeliling rumah kita” kata ayah.


Dua minggu sudah lamanya kami mencari-cari benda yang di curigai sebagai guna-guna namun belum juga di temukan ada benda yang mencurigakan di sekeliling rumah kami hingga pada suatu hari aku menemukan sebuah benda yang di bungkus kain putih sebesar kepalan tanganku yang diselipkan dengan rapih di sambungan bilik rumah, lantaran aku curiga pada benda itu aku pun memberikannya pada ayah, ia pun terkejut lalu membuka bungkusan kain putih itu dan kulihat di dalam bungkusan kain putih itu terdapat tanah merah yang dibalut dengan daun kelor, ayahku berkata bahwa itu merupakan tanah kuburan.


Benar saja ucapan ayahku rupanya ada seseorang yang hendak mengguna-gunai kami sekeluarga, selepas shalat Isya aku di suruh menemani ayah di ruangan shalat dan aku pun duduk di belakangnya, aku lihat ayahku meletakan bungkusan kain putih itu dihapannya beserta segelas air putih lalu ayahku terlihat membacakan suatu amalan yang disertai dengan tangan kanannya menggengam seuntai biji tasbeh.


Kurasakan tempatku duduk bersila mulai agak terasa panas lalu kulirik jam yang menempel di bilik ruangan ternyata sudah sekitar satu jam setengah sudah aku duduk menemani ayahku berdzikir memohon perlindungan Allah Swt, lalu tidak beberapa lama kemudian kulihat ayahku menyelupkan biji tasbeh itu kedalam gelas yang berisi air putih yang ada di hadapannya dan “Wuuusssh” kulihat segumpal asap putih keluar dari dalam gelas itu, aku pun tidak mengerti asap apakah itu lantaran aku masih kecil “Alhamdulillah berkat pertolongan Allah kita telah terbebas dari pengaruh jahat jin kafir yang telah menggangu kita” kata ayah.


Lalu ayah menyuruhku untuk membuang bungkusan kain putih itu ke kali johar yang tidak jauh dari rumah kami karena menurut ayah jika benda itu dibuang di sembarang tempat akan sangat berbahaya tetapi jika dibuang ke kali yang aliran airnya menuju ke laut semoga jin jahatnya juga ikut hanyut terbawa arus sampai ke laut.


Dan setelah itu hari-hari kami terasa kembali bahagia lantaran ke tiga adik-adiku kembali sembuh seperti biasanya, ayah tidak mempunyai niat sedikit pun untuk membalikan guna-guna itu kembali kepada orang yang mempunyai niat jahat itu kami hanya ber do’a semoga orang yang mempunyai niat jahat tersebut di beri hidayah dan sadar bahwa perbuatan tersebut merupakan dosa yang tidak terampuni karena telah bersekutu dengan setan.


Begitulah sepenggal cerita yang dialami oleh salah seorang teman admin yang coba admin posting dan mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan atau kesamaan cerita dan nama dengan yang dialami teman admin tersebut, tidak ada sedikitpun maksud menyindir, menjele-jelekan seseorang atau pun menyudutkan pihak-pihak tertentu, admin hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa semoga kita dapat mengambil hikmah dari isi cerita diatas
sumber:gayamenarek.blogspot.com
*

5 komentar:

  1. waduh jahat juga tuh,masa karena iri sama kontrakan jadi nyantet.

    BalasHapus
  2. artikel yang selalu memuat bnyak manfaat.. sukses gan

    BalasHapus
  3. hadir menyimak.. serem ceritanya..

    BalasHapus
  4. Muhammad Shofa Yusuf5 Desember 2014 pukul 06.28

    hal yang sepele dipermasalahkan jadi besar. mari kita biasakan untuk menghindari sifat iri dan dengki. uft

    BalasHapus
  5. Wah jahat banjet ya, plus serem nih critanya

    BalasHapus